Ilmuwan Temukan Cara Praktis Wujudkan Jaringan Komunikasi Kuantum
- Rita Puspita Sari
- •
- 27 Agt 2025 19.19 WIB

Ilustrasi Quantum Computer 2
Komunikasi kuantum telah lama menjadi impian para ilmuwan di seluruh dunia. Teknologi ini menjanjikan sistem komunikasi yang benar-benar aman berkat hukum mekanika kuantum yang mustahil diretas dengan cara konvensional. Namun, tantangan besar yang menghambat penerapannya selama puluhan tahun adalah kebutuhan akan perangkat keras yang sangat sulit dibuat, khususnya sumber foton tunggal yang sempurna.
Kini, tim fisikawan dari Hebrew University of Jerusalem bekerja sama dengan Los Alamos National Laboratory berhasil membuat terobosan yang bisa mengubah peta permainan. Mereka menemukan cara agar komunikasi kuantum tetap bisa berjalan aman meski tidak menggunakan perangkat keras ideal.
Hasil penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal PRX Quantum dan langsung menarik perhatian banyak pihak karena dianggap mampu membawa komunikasi kuantum lebih dekat dengan penggunaan sehari-hari.
Mengatasi Tantangan 40 Tahun dalam Komunikasi Kuantum
Sejak empat dekade lalu, distribusi kunci kuantum atau Quantum Key Distribution (QKD) menjadi fokus penelitian keamanan komunikasi. Teknologi ini memungkinkan dua pihak bertukar kunci enkripsi dengan jaminan tidak bisa disadap, karena setiap upaya penyadapan akan langsung terdeteksi berkat sifat dasar mekanika kuantum.
Namun, syarat utamanya sangat berat: dibutuhkan sumber foton tunggal sempurna. Artinya, sebuah perangkat harus mampu mengeluarkan hanya satu partikel cahaya (foton) dalam satu waktu, tanpa ada kelebihan. Dalam praktiknya, membuat perangkat ini tidak hanya sulit, tetapi juga sangat mahal.
Sebagai jalan pintas, banyak penelitian menggunakan laser. Laser bisa menghasilkan cahaya dengan pulsa lemah berisi beberapa foton. Masalahnya, jumlah foton yang muncul sulit diprediksi. Kondisi ini membuka celah bagi peretas untuk menyadap data dari foton tambahan, sehingga mengurangi keamanan dan membatasi jarak pengiriman informasi.
Pendekatan Baru: Menggunakan Teknologi yang Ada
Alih-alih terus menunggu terciptanya sumber foton sempurna, tim peneliti yang dipimpin oleh mahasiswa doktoral Yuval Bloom dan Yoad Ordan, di bawah bimbingan Profesor Ronen Rapaport, memilih jalur lebih praktis.
Mereka memanfaatkan quantum dot — partikel semikonduktor berukuran nano yang berperilaku seperti atom buatan. Dengan merekayasa perilaku optiknya menggunakan nanoantena, mereka dapat mengontrol bagaimana foton dipancarkan.
Dari penelitian ini, lahirlah dua protokol inovatif yang bisa bekerja meski sumber foton tidak sempurna, yaitu:
- Truncated Decoy State Protocol
- Versi baru dari metode enkripsi kuantum populer yang dirancang khusus untuk menghadapi kelemahan sumber foton tunggal tidak sempurna.
- Protokol ini mampu mendeteksi dan memblokir upaya peretasan yang memanfaatkan adanya foton ganda.
- Heralded Purification Protocol
- Sebuah metode baru yang “menyaring” foton berlebih secara real-time.
- Hanya foton tunggal sah yang diterima sebagai bit informasi, sehingga sinyal tetap aman meski sumber foton tidak sempurna.
Kedua strategi ini terbukti lebih kuat dibanding metode QKD berbasis laser terbaik sekalipun. Bahkan, pengujian menunjukkan jarak distribusi kunci aman bisa diperluas lebih dari 3 desibel, sebuah pencapaian besar dalam bidang ini.
Uji Nyata: Dari Teori Menjadi Praktik
Keunggulan penelitian ini bukan hanya sekadar teori. Tim peneliti membangun perangkat komunikasi kuantum nyata menggunakan sumber quantum dot yang bekerja pada suhu ruangan. Mereka kemudian menguji protokol BB84, yaitu protokol enkripsi kuantum paling terkenal di dunia.
Hasilnya? Pendekatan baru ini tidak hanya terbukti layak, tetapi juga lebih unggul dibanding teknologi berbasis laser yang sebelumnya menjadi standar.
Lebih menarik lagi, metode ini kompatibel dengan berbagai jenis sumber cahaya kuantum lain. Artinya, selain meningkatkan keamanan, pendekatan ini juga bisa menekan biaya dan mengurangi hambatan teknis.
Implikasi: Menuju Komunikasi Kuantum Sehari-Hari
Profesor Ronen Rapaport menekankan bahwa penelitian ini adalah langkah besar menuju enkripsi kuantum yang praktis dan terjangkau. Ia menyebut, kita tidak selalu membutuhkan perangkat keras sempurna untuk mencapai performa luar biasa, kuncinya ada pada cara cerdas memanfaatkan teknologi yang sudah ada.
Sementara itu, Yuval Bloom menyatakan harapannya agar temuan ini bisa membuka jalan bagi jaringan kuantum nyata yang aman dan bisa digunakan secara luas. Menurutnya, hal paling menarik adalah teknologi ini bisa langsung diterapkan dengan perangkat yang sudah tersedia di banyak laboratorium dunia.
Mengapa Penting untuk Masa Depan?
Komunikasi kuantum diyakini sebagai salah satu kunci masa depan keamanan digital. Di era serangan siber yang semakin canggih, enkripsi tradisional berbasis matematika bisa saja dipatahkan oleh komputer kuantum di masa depan.
Namun, enkripsi kuantum — khususnya QKD — menawarkan jaminan keamanan absolut berdasarkan hukum alam, bukan hanya rumus matematika. Itu sebabnya, banyak negara dan perusahaan teknologi besar berlomba mengembangkan jaringan kuantum global.
Dengan terobosan baru ini, hambatan biaya dan keterbatasan perangkat keras bisa dikurangi. Bukan tidak mungkin, dalam waktu dekat kita akan melihat sistem komunikasi kuantum aman yang digunakan untuk:
- Perbankan dan keuangan, guna melindungi transaksi bernilai miliaran dolar.
- Pemerintahan, untuk menjaga kerahasiaan diplomasi dan strategi militer.
- Kesehatan, demi melindungi data medis yang sangat sensitif.
- Industri teknologi, sebagai fondasi keamanan internet generasi berikutnya.
Jika penelitian ini terus dikembangkan, kita bisa segera memasuki era baru di mana komunikasi kuantum bukan lagi sekadar eksperimen laboratorium, melainkan bagian dari kehidupan sehari-hari. Dunia digital yang benar-benar aman mungkin kini semakin dekat dari yang kita bayangkan.