Korea Selatan Bangun Literasi Kuantum lewat Sains & Budaya


Ilustrasi Korea Selatan

Ilustrasi Korea Selatan

Korea Selatan kini menunjukkan keseriusan dalam mengembangkan teknologi kuantum. Jika sebelumnya riset kuantum hanya didominasi laboratorium dan peneliti elit, kini pemerintah, lembaga riset, dan sektor swasta bersama-sama mendorong teknologi ini agar benar-benar bisa dimanfaatkan di industri maupun kehidupan sehari-hari.

Langkah ini bukan hanya soal mengejar ketertinggalan dari negara-negara lain, tetapi juga membangun literasi kuantum bagi masyarakat luas. Dengan strategi nasional yang terencana, forum industri, hingga sentuhan budaya populer, Korea Selatan menempatkan kuantum sebagai bagian penting dari masa depan ekonominya.

 

Strategi Nasional: Dari Riset ke Industri

Pemerintah Korea Selatan telah merilis strategi nasional kuantum dengan investasi sebesar 2,3 miliar dolar AS (sekitar ₩3 triliun). Targetnya ambisius: pada awal 2030-an, Korea akan memiliki komputer kuantum universal 1.000 qubit berbasis superkonduktor, infrastruktur pasca-kuantum yang aman, serta ekosistem startup yang berkembang pesat.

Strategi ini berdiri di atas tujuh pilar utama, yaitu:

  1. Pengembangan komputer kuantum 1.000 qubit.
  2. Pembangunan jaringan kuantum antar kota sepanjang 100 km serta sensor generasi baru untuk pertahanan, navigasi, dan industri.
  3. Melatih 2.500 pakar inti kuantum dan 10.000 profesional tambahan hingga 2035.
  4. Mendirikan 1.200 perusahaan kuantum baru dengan dukungan hibah dan zona inovasi.
  5. Transisi ke sistem keamanan nasional berbasis kriptografi pasca-kuantum.
  6. Perluasan kemitraan internasional, termasuk pusat kerja sama global.
  7. Pengesahan undang-undang “Act on Nurturing Quantum Science, Technology, and Industry” agar kebijakan dan pendanaan berkelanjutan.

Menteri MSIT, Lee Jong-ho, menegaskan bahwa meski Korea masuk relatif terlambat ke bidang kuantum, peluang emas masih terbuka lebar. Diskusi strategis bahkan dilakukan langsung oleh Presiden Yoon Suk-yeol dengan peneliti ETH Zurich, yang menghasilkan peta jalan terpadu antara visi ilmiah dan kapasitas industri.

 

Ekosistem yang Bergerak Cepat

Salah satu kunci kekuatan Korea adalah ekosistem kuantum yang sudah terbentuk dan aktif. Beberapa pencapaian penting antara lain:

  • KRISS berhasil membuat prosesor kuantum superkonduktor 20 qubit buatan dalam negeri, dengan target 50 qubit pada 2026.
  • ETRI dan KAIST mencatat rekor 6-photon entangled state menggunakan teknologi silicon photonics yang bisa bekerja di suhu ruangan.
  • Yonsei University bersama startup ORIENTOM menguji algoritma kuantum untuk pemodelan keuangan.
  • Samsung SDS mengembangkan algoritma kriptografi pasca-kuantum untuk keamanan nasional.
  • SK Telecom memperluas infrastruktur komunikasi kuantum, termasuk ponsel pintar dengan generator angka acak kuantum dan layanan VPN berbasis kunci kuantum.

Untuk memperkuat koordinasi, berdiri Korea Quantum Industry Association (KQIA) yang kini memiliki hampir 50 anggota, mulai dari operator telekomunikasi, produsen semikonduktor, bank, kontraktor pertahanan, hingga startup sensor kuantum.

Hal ini menunjukkan bahwa kuantum di Korea bukan lagi sebatas riset, melainkan sudah menyentuh rantai pasok dan produk nyata.

 

Kuantum untuk Masyarakat

Menariknya, Korea Selatan juga punya pendekatan unik dalam memperkenalkan kuantum ke masyarakat. Alih-alih hanya berbicara soal teknis rumit, mereka memanfaatkan budaya populer.

Salah satu contohnya adalah ketika pemerintah mengumumkan bahwa komputer kuantum akan digunakan untuk melatih kecerdasan buatan dalam gim populer League of Legends. Strategi ini membuat konsep kuantum lebih akrab bagi masyarakat, terutama generasi muda.

Selain itu, pemerintah menargetkan:

  • Memverifikasi 1.000 kasus penggunaan kuantum di berbagai industri kunci.
  • Mengembangkan platform kuantum yang disesuaikan untuk 10 sektor utama.
  • Melatih 10.000 tenaga ahli melalui program praktis.
  • Mendesain pengalaman publik agar masyarakat bisa melihat dan merasakan langsung apa itu kuantum.

Menurut Oh Seung-cheol, Direktur Divisi Infrastruktur Industri Kementerian Perdagangan, Industri, dan Energi, komersialisasi teknologi kuantum harus berangkat dari aplikasinya di lokasi industri, bukan sekadar teknologi itu sendiri. Dengan kata lain, nilai kuantum baru terasa jika benar-benar digunakan dalam konteks nyata.

 

Dari Forum ke Implementasi Nyata

Langkah serius Korea juga terlihat dari forum tahunan yang digelar pemerintah. Pada 18 Juni lalu, lebih dari 100 peneliti, pendiri startup, dan pembuat kebijakan berkumpul di Seoul dalam Quantum Technology Industrialization Forum.

Agenda forum ini jelas: bagaimana membawa teknologi kuantum keluar dari laboratorium menuju industri, peta jalan perusahaan, hingga pengalaman publik. Forum semacam ini memastikan bahwa arah pengembangan kuantum selalu terhubung dengan kebutuhan nyata, bukan sekadar riset akademis.

 

Menuju Kedaulatan Teknologi

Teknologi kuantum bukan sekadar proyek ilmiah, tetapi juga menyangkut kedaulatan nasional. Dengan membangun komputer kuantum sendiri, sistem enkripsi pasca-kuantum khas Korea, serta ekosistem startup dalam negeri, Korea Selatan berusaha mandiri di tengah kompetisi global.

Target besar mereka adalah menjadi pemimpin global kuantum pada 2035. Untuk itu, langkah yang diambil tidak hanya fokus pada laboratorium, tetapi juga masyarakat, industri, hingga budaya populer.

 

Korea Selatan Gabungkan Teknologi dengan Budaya

Salah satu pengumuman paling mengejutkan dalam forum kuantum pada 18 Juni lalu bukanlah soal target qubit, roadmap industri, atau legislasi baru. Justru, yang menjadi sorotan adalah langkah unik pemerintah Korea Selatan menghubungkan komputasi kuantum dengan gim populer League of Legends.

Pengumuman ini pertama kali disebarkan lewat unggahan LinkedIn Saeusun Kim, Technical Lead di Keysight Quantum. Ia menulis dengan nada penuh antusias:

“🇰🇷 Pemerintah Korea baru saja mengumumkan bahwa komputer kuantum akan digunakan untuk melatih League of Legends. Tidak bercanda.”

Unggahan tersebut langsung menarik perhatian, karena tidak tercantum dalam siaran pers resmi. Meski terdengar mengejutkan, inisiatif ini sebenarnya bagian dari strategi lebih luas Korea Selatan untuk membangun literasi kuantum melalui pendekatan budaya populer.

 

Kuantum Bertemu League of Legends

Mengapa memilih League of Legends? Jawabannya sederhana: di Korea Selatan, gim ini bukan sekadar hiburan. Ia telah menjadi bagian dari identitas budaya generasi muda, sekaligus arena e-sports nasional dengan jutaan pemain aktif dan penonton setia.

League of Legends sendiri menuntut kecepatan berpikir, strategi kompleks, serta pengambilan keputusan real-time—semua elemen yang sangat cocok dengan kemampuan optimasi komputer kuantum. Dengan memanfaatkan kuantum untuk melatih agen AI di gim ini, pemerintah ingin menghadirkan contoh nyata bagaimana teknologi canggih dapat berdampak langsung pada pengalaman sehari-hari masyarakat.

Langkah ini bisa disebut sebagai cara paling “nyambung budaya” untuk memperkenalkan teknologi yang rumit kepada publik. Tidak semua orang akan mengerti konsep seperti qubit atau ruang Hilbert, namun mereka akan merasakan manfaat kuantum ketika AI dalam gim favorit mereka tampil lebih cerdas, adaptif, dan menantang.

 

Strategi Keterlibatan Publik

Kebanyakan negara memperkenalkan teknologi baru melalui brosur edukasi, seminar, atau kampanye formal. Korea Selatan mengambil jalan berbeda. Mereka memilih menyisipkan teknologi ke dalam budaya populer, agar masyarakat bisa merasakan langsung kehadirannya.

Pendekatan ini tidak hanya berlaku pada gim, melainkan juga pada bidang lain:

  • Ponsel pintar dengan generator angka acak kuantum untuk keamanan data.
  • Layanan VPN berbasis kunci kuantum yang sudah ditawarkan SK Telecom.
  • Standar enkripsi nasional pasca-kuantum yang digarap Samsung SDS.
  • Logistik dan rantai pasok yang mulai diuji dengan algoritma kuantum.

Dengan strategi ini, masyarakat tidak hanya membaca tentang kuantum, tetapi benar-benar menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari.

 

Menuju Masyarakat Kuantum

Lebih jauh, apa yang dilakukan Korea Selatan bukan sekadar memperkenalkan teknologi baru, melainkan membangun sebuah “masyarakat kuantum”. Konsep ini menempatkan kuantum sebagai bagian dari infrastruktur nasional—bukan tontonan eksklusif di laboratorium.

Ada tiga elemen penting dalam perjalanan menuju masyarakat kuantum:

  • Riset yang terhubung dengan penerapan
    Penelitian tidak berhenti di jurnal akademik, tetapi diarahkan untuk menjawab tantangan nyata di industri, seperti keuangan, logistik, energi, hingga pertahanan.
  • Infrastruktur yang menopang inovasi
    Pemerintah berinvestasi pada laboratorium, jaringan kuantum antar kota, hingga pusat data yang mendukung eksperimen komersial.
  • Masyarakat yang dilibatkan
    Baik melalui gim, perangkat digital, maupun aplikasi sehari-hari, masyarakat dibuat akrab dengan manfaat kuantum. Hal ini menciptakan pemahaman kolektif bahwa kuantum adalah bagian dari kehidupan, bukan sekadar istilah teknis.
  • Ekosistem Kuantum yang Inklusif
    Pendekatan inklusif ini memungkinkan Korea Selatan menciptakan ekosistem yang bergerak selaras antara sains, industri, dan budaya. Riset akademis memberi dasar teori, sektor swasta menghadirkan inovasi produk, sementara pemerintah memastikan kebijakan, pendanaan, dan regulasi berjalan konsisten.

Yang tak kalah penting, keterlibatan budaya membuat kuantum terasa relevan bagi generasi muda. Dengan membungkus teknologi dalam bentuk hiburan yang digemari, pemerintah sebenarnya sedang menyiapkan tenaga kerja masa depan yang tidak asing lagi dengan istilah kuantum.

Jika strategi ini berhasil, bukan mustahil Korea Selatan akan menjadi salah satu negara terdepan dalam teknologi kuantum dunia—dan mungkin, masyarakatnya akan menjadi yang paling akrab dengan konsep kuantum di kehidupan sehari-hari.

Bagikan artikel ini

Komentar ()

Video Terkait