Teknologi AI di IKN: Dari Keamanan Wajah hingga Tata Kota Pintar
- Rita Puspita Sari
- •
- 30 Okt 2025 21.51 WIB
Ilustrasi Smart City
Ibu Kota Nusantara bukan sekadar proyek pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Kalimantan Timur. IKN dirancang sebagai simbol kemajuan peradaban Indonesia yang berpijak pada konsep smart forest city.
Melalui sosialisasi Bangunan Gedung Cerdas (BGC) di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP), Otorita IKN menegaskan bahwa Artificial Intelligence (AI) menjadi pilar utama operasional kota ini. AI bukan hanya alat bantu, tetapi otak penggerak dalam menciptakan kota yang efisien, aman, dan ramah lingkungan.
Kegiatan yang dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan seperti Otorita IKN, Kementerian PUPR, hingga kontraktor pembangunan menyoroti tiga pilar utama dalam operasional kota cerdas ini:
- Infrastruktur fisik modern seperti Multi-Utility Tunnel (MUT).
- Fondasi digital kuat melalui Bangunan Gedung Cerdas (BGC).
Artificial Intelligence (AI) sebagai sistem analitik dan pengambil keputusan utama.
AI: Otak Penggerak Tata Kelola Kota Cerdas
Menurut Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital Otorita IKN, Agung Indrajit, penerapan AI di IKN bukan lagi wacana, melainkan realitas yang mulai berjalan. Salah satu bentuk penerapan nyatanya adalah fitur deteksi wajah di kawasan KIPP Nusantara.
Teknologi ini akan membantu sistem keamanan kota mengenali identitas warga dan pengunjung secara otomatis, meningkatkan efektivitas pengawasan dan keselamatan publik tanpa mengganggu privasi. Namun, deteksi wajah hanyalah bagian kecil dari rencana besar AI di IKN.
AI akan berfungsi sebagai sistem pusat yang:
- Menganalisis pola pergerakan penduduk, sehingga pemerintah dapat mengelola kepadatan wilayah secara dinamis.
- Mengoptimalkan lalu lintas, menyesuaikan waktu lampu merah, dan mengarahkan arus kendaraan agar tetap lancar.
- Memantau konsumsi energi dan air, serta memprediksi kebutuhan berdasarkan data cuaca dan aktivitas masyarakat.
- Menyesuaikan layanan publik seperti transportasi dan kebersihan secara otomatis sesuai kondisi real-time.
Dengan kemampuan ini, AI di IKN bukan sekadar teknologi tambahan, tetapi mekanisme adaptif kota yang membuat sistemnya selalu hidup dan bereaksi cepat terhadap dinamika warganya.
Bangunan Gedung Cerdas (BGC): Fondasi Digital Kota
Teknologi AI tidak akan maksimal tanpa fondasi digital yang kuat. Di sinilah Bangunan Gedung Cerdas (BGC) memainkan peran penting.
BGC merupakan kerangka teknologi yang mengintegrasikan seluruh sistem kota, mulai dari manajemen energi hingga infrastruktur bawah tanah.
Fajar Santoso Hutahaean dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR) menjelaskan bahwa BGC mendukung visi smart city dalam dua aspek utama:
-
Efisiensi Energi hingga 60 Persen
Setiap gedung di IKN dirancang dengan sistem otomatis yang dapat mengatur penggunaan listrik, pendingin udara, hingga pencahayaan sesuai kebutuhan. Teknologi sensor dan AI bekerja bersama untuk memastikan tidak ada pemborosan energi. -
Integrasi Sistem Teknologi Kota
Melalui BGC, seluruh jaringan bawah tanah seperti listrik, air, dan limbah dipantau secara real-time menggunakan sensor dalam Multi-Utility Tunnel (MUT). Artinya, ketika terjadi kebocoran air atau gangguan listrik, sistem langsung mendeteksi dan mengirimkan laporan ke pusat kontrol kota.
Dengan integrasi semacam ini, IKN akan menjadi contoh efisiensi energi nasional dan model kota pintar yang bisa direplikasi di berbagai daerah di Indonesia.
Keamanan Siber: Tembok Digital yang Tak Boleh Jebol
Kecerdasan buatan dan digitalisasi membawa efisiensi luar biasa, tetapi juga membuka celah bagi ancaman baru: serangan siber. Karena itu, keamanan digital menjadi elemen krusial dalam rancangan IKN.
Perwakilan dari Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), Yessi Arnaz Ferari, dan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Firdaus Kifli, menegaskan bahwa keamanan siber adalah imunitas mutlak bagi kota berbasis AI.
Berdasarkan Peraturan Presiden No. 47 Tahun 2023 tentang Strategi Keamanan Siber Nasional, semua sistem di IKN harus menerapkan cyber defense layer berlapis untuk melindungi:
- Data pribadi warga, termasuk informasi biometrik dari sistem deteksi wajah.
- Algoritma AI, agar tidak disusupi atau dimanipulasi pihak luar.
- Infrastruktur digital kota, seperti jaringan listrik, sistem lalu lintas, dan data pusat pemerintahan.
Langkah-langkah perlindungan tersebut tidak hanya menjaga integritas data, tetapi juga kepercayaan publik terhadap transformasi digital IKN.
Menuju Kota yang Responsif, Aman, dan Berkelanjutan
Transformasi digital di IKN bukan hanya untuk menunjukkan kecanggihan teknologi, tetapi untuk menciptakan kota yang efisien, manusiawi, dan berkelanjutan. Integrasi antara AI, BGC, dan keamanan siber memungkinkan semua sistem bekerja selaras, dari pengelolaan lingkungan hingga pelayanan publik.
Bayangkan sebuah kota yang secara otomatis menyesuaikan penggunaan energi saat malam hari, mengatur suhu ruangan gedung agar hemat daya, dan mengarahkan kendaraan agar tidak menumpuk di satu titik. Semua ini akan terjadi di IKN, berkat sinergi teknologi dan visi pembangunan berkelanjutan.
Dengan AI sebagai otaknya, BGC sebagai rangkanya, dan keamanan siber sebagai tamengnya, Ibu Kota Nusantara akan menjadi model kota masa depan, tempat teknologi bekerja tanpa henti untuk mendukung kenyamanan, efisiensi, dan keselamatan seluruh warganya.
Jika berhasil diterapkan secara penuh, IKN bukan hanya akan menjadi ibu kota Indonesia, tetapi ikon global kota cerdas berteknologi hijau, bukti bahwa Indonesia mampu melompat menuju masa depan yang berkelanjutan dan digital.
